[Yayasan Pertumbuhan Tidak Dapat Diselamatkan Dengan Stimulus Fiskal Saja] Keadaan manufaktur Jerman saat ini menghadapi tantangan struktural yang tidak dapat diabaikan. T L;DR: Tidak ada kebangkitan tanpa depresiasi mata uang Mari kita selidiki lebih dalam ke poin 👇 ini
Robin Brooks
Robin Brooks10 Agu, 20.25
Jerman dalam masalah. Manufakturnya menghadapi guncangan struktural yang perbaikannya adalah Euro yang lebih lemah dan reformasi struktural. Tetapi elit intelektualnya berpikir bahwa perbaikannya adalah stimulus fiskal dan lebih banyak utang, sebuah kebijakan yang hanya menyebabkan lebih banyak utang - bukan pertumbuhan - di seluruh zona Euro.
[Sifat Guncangan Struktural] Jerman berada dalam situasi yang serius. Sektor manufaktur menghadapi guncangan struktural, dan yang dibutuhkan adalah euro yang lebih lemah dan reformasi struktural. Namun, para intelektual percaya bahwa solusinya terletak pada stimulus fiskal dan ekspansi utang lebih lanjut. Kebijakan itu hanya menyebabkan peningkatan utang daripada pertumbuhan di negara-negara Zona Euro lainnya.
[Kendala Nilai Tukar dan Perbandingan dengan Jepang] Jepang mampu memulihkan sebagian daya saing harga ekspornya selama fase depresiasi yen. Di sisi lain, Jerman, sebagai anggota Zona Euro, tidak dapat menyesuaikan nilai tukarnya secara independen dan mengandalkan kebijakan moneter Eropa secara keseluruhan. Sementara depresiasi yen memiliki efek jangka pendek untuk meningkatkan laba perusahaan, langkah-langkah serupa dibatasi dalam kasus Jerman.
[Perbedaan dalam Perdebatan Kebijakan] Para intelektual di Jerman mengadvokasi stimulus fiskal, tetapi dalam kasus-kasus Zona Euro sebelumnya, efek samping dari peningkatan utang telah menonjol, dan itu tidak mengarah pada peningkatan daya saing struktural. Jepang juga telah berulang kali terlibat dalam langkah-langkah fiskal, tetapi masalah seperti pertumbuhan produktivitas yang lambat dan penundaan reformasi struktural tetap ada.
[Langkah Berikutnya yang Dimaksud] Langkah-langkah stimulus jangka pendek secara politis lebih mudah diterapkan, tetapi pertumbuhan berkelanjutan membutuhkan reformasi yang menyakitkan. Jerman berada pada tahap di mana ia memperbaiki mesin itu sendiri dengan berfokus pada industri bernilai tambah tinggi, sementara Jepang menyegarkan pasar tenaga kerja dan peraturannya.
18,56K